Kesalahan orang tua dalam mendidik anak – Setiap orangtua pasti dambakan berusaha menambahkan yang terbaik didalam edukatif sang buah hati. Sayangnya, keinginan tersebut kerap tanpa disadari beralih jadi hal yang bisa berdampak buruk. Tak jarang para orangtua, terlebih orangtua baru, tidak menyadari bahwa pola asuh yang diterapkan didalam membesarkan anak sebenarnya salah dan bisa berdampak negatif.
Nah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat kekeliruan pola asuh anak, orangtua perlu menyadari apa saja kekeliruan yang kerap dijalankan didalam edukatif anak. Maka untuk para orangtua di rumah, hindarilah 20 kekeliruan didalam cara edukatif anak tersebut ini.
Baca juga : Kenali 9 Cara Mendidik Anak Balita yang Efektif
JANGAN TERLALU MENGATUR, KARENA BISA MEMPERBURUK RISIKO DEPRESI PADA ANAK.
Orangtua cuma menyesuaikan apapun yang dijalankan anak, tanpa menopang hobinya. Orangtua tidak memberikannya pilihan sehingga membawa dampak anak mulai terkekang.
Sementara itu, anak yang tidak mulai diberikan kebebasan berekspresi, dapat susah bersosialisasi. Kemampuannya pun tidak berkembang dan berpendapat bisa mulai makin “jauh” berasal dari orangtuanya. Cara edukatif seperti ini bisa membawa dampak atau memperburuk risiko depresi pada anak.
ANAK TETAP PERLU PENGAWASAN
Memang perlu tidak benar-benar mengatur, namun anak tetap perlu didalam pengawasan. Orangtua juga benar-benar mutlak mengawasi rekan yang dimilkinya, bacaan dan tontonan anak. Apalagi saat ini jaman digital, di mana anak bebas menentukan tontonan, untuk itu orang tua perlu mengawasi.
Harus dipastikan apa yang dibaca dan ditonton tersebut cocok dengan usia anak serta tidak memiliki kandungan muatan kekerasan atau hal yang berupa sadistis. Pada kondiisi ini, benar-benar mutlak untuk orangtua membangun pertalian atau komunikasi yang baik dengan anak.
TIDAK MENUNJUKKAN KASIH SAYANG DAN DUKUNGAN
Orangtua tidak menunjukkan kasih sayang pada anak. Misalnya dengan tidak memberi pelukan. Hal tersebut dapat membawa dampak anak mulai tidak mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan orangtuanya..
Selain itu, kecuali orangtua tidak memberi pertolongan disaat anak membutuhkannya, dan tambah menentukan mementingkan pekerjaan semata, anak bisa mulai depresi.
BIARKAN ANAK BELAJAR DARI KESALAHANNYA
Membimbing anak sehingga senang studi berasal dari kesalahannya, kelak bisa membawa dampak anak tumbuh jadi privat yang bisa mengakui kekeliruan dan cepat melakukan perbaikan diri. Selain itu, sistem ini juga bisa membawa dampak anak senang terima kritik dan bangkit lebih cepat berasal dari kegagalan.
Menurut Billingham, orangtua mestinya melewatkan anak melaksanakan kesalahan, biarkan anak bahkan studi berasal dari kekeliruan sehingga tidak terulang kekeliruan yang sama. Bantulah anak untuk menanggulangi masalahnya sendiri, namun jangan mengambil keuntungan demi kepentingan orangtua.
TIDAK MELUANGKAN WAKTU MAUPUN MENGHORMATI PERASAAN ANAK
Orangtua tidak menyempatkan kala untuk bermain atau berbicara dengan, untuk menyadari perasaannya. Orangtua meremehkan anak, dan tambah repot dengan handphone atau pekerjaan.
Anak pun dapat mulai sendirian dan tidak diperhatikan, sampai mencari perhatian tidak cuman berasal dari orangtua, yang bisa menyebabkannya depresi. Dan membuatnya mulai tidak dicintai.
BERTENGKAR DI HADAPAN ANAK
Menurut psikiater Sara B. Miller, Ph.D., tingkah laku yang paling berpengaruh mengakibatkan kerusakan adalah “bertengkar” dihadapan anak. Saat orangtua bertengkar di depan anak mereka, terlebih anak lelaki, maka hasilnya adalah seorang calon pria dewasa yang tidak sensitif yang tidak bisa terkait dengan wanita secara sehat.
Orangtua mestinya menghangatkan diskusi di antara mereka, tanpa anak-anak disekitar mereka. Wajar saja andaikan orangtua tidak sama pendapat namun usahakan tanpa amarah. Jangan ciptakan perasaan tidak aman dan kekhawatiran pada anak.
MENDISIPLINKAN ANAK DI DEPAN ORANG LAIN
Orang tua bisa saja kehilangan kesabaran, marah, berteriak dan bahkan memukul anak di depan orang lain. Hal tersebut justru dapat berdampak serius pada keyakinan diri anak. Anak dapat mulai depresi dikarenakan malu, dan tidak berdaya. Cara seperti ini juga sebagai kekeliruan yang patut dihindari orangtua didalam edukatif anak.
TERLALU BANYAK MENONTON
Menurut Neilsen Media Research, anak-anak Amerika yang berusia 2-11 tahun melihat 3 jam dan 22 menit siaran TV sehari. Menonton televisi dapat membawa dampak anak malas belajar. Orangtua condong melewatkan anak berlama-lama didepan TV dibanding mengganggu aktifitas orangtua. Orangtua benar-benar tidak bisa saja bisa memfilter masuknya iklan negatif yang tidak mendidik. Maka hal yang mestinya dijalankan adalah membatasi kala melihat bagi anak.
SEGALANYA DIUKUR DENGAN MATERI
Banyak orangtua mengukur kebahagiaan dengan materi. Banyak orangtua tetap menambahkan hadiah untuk anaknya. Bahkan, mainan dan barang mewah diakui sebagai alat ukur kebahagiaan. Padahal nyatanya tidak.
Tidaklah salah memanjakan anak dengan mainan dan liburan yang mewah. Tetapi yang mestinya disadari adalah anak perlu quality time dengan orangtua mereka. Mereka condong dambakan didengarkan dibandingkan diberi sesuatu dan diam.
MENEGUR SECARA BERLEBIHAN
Jika anak melaksanakan kekeliruan dan orangtua menyapa atau memarahinya secara berlebihan, omelan itu bisa berdampak pada psikologi anak. Anak bisa mulai malu dan pesimis didalam melaksanakan beragam hal dikarenakan takut salah, sehingga membuatnya depresi.
ORANGTUA GAGAL MENDENGARKAN ANAK
Menurut psikolog Charles Fay, Ph.D. “ Banyak orang tua benar-benar letih menambahkan perhatian – condong meremehkan apa yang anak mereka ungkapkan.
Contohnya Ketika anak pulang dengan mata yang lembam, kebanyakan orangtua kemudian segera menanggapi hal tersebut secara berlebihan, menduga-duga si anak terkena bolla, atau berkelahi dengan temannya. Faktanya, orang tua tidak menyadari apa yang berjalan sampai anak sendirilah yang menceritakannya.
SERING MEMBANDINGKAN ANAK
Orangtua tetap membandingkan si kecil dengan anak-anak lain, dan memintanya jadi seperti mereka. Hal itu pasti bisa membawa dampak anak mulai tidak berguna, dan menanamkan amarah didalam dirinya, sampai berujung pada depresi.
TERKADANG ANAK PERLU MERASA BOSAN
Meskipun tidak menyenangkan, perasaan bosan nyatanya mutlak untuk dirasakan oleh anak lho. Para psikolog dan ahli lain yang meneliti hal ini menunjukkan bahwa kebosanan konstruktif pada anak benar-benar mutlak untuk pertumbuhan mental dan emosional mereka.
Si kecil nantinya dapat mempunyai kecenderungan untuk mencari kegiatan yang lebih kreatif dan memuaskan diri mereka. Jadi, kala anak menunjukkan bahwa ia bosan, orang tua sebenarnya tak perlu mulai takut dan justru perlu melihat keadaan ini sebagai waktunya bagi anak untuk lebih mengenal dirinya sendiri.
ORANGTUA TERLALU PROTEKTIF
Orang tua benar-benar memelihara anak berasal dari beragam hal sampai membuatnya banyak mengalami ketakutan. Selain itu, anak juga dapat takut mengambil risiko apapun, menjalin pertemanan baru, atau bahkan mencoba kegiatan baru. Hanya dikarenakan takut terima omelan berasal dari orangtuanya. Akan tetapi, anak juga bisa jadi lebih liar andaikan orangtua benar-benar protektif.
TIDAK KONSISTEN
Anak perlu mulai bahwa orangtua mereka berperan. Jangan biarkan mereka memohon dan merengek jadi senjata yang ampuh untuk beroleh apa yang mereka inginkan. Orangtua perlu tegas dan berwibawa di hadapan anak.
MENGABAIKAN ANAK
Mungkin kebanyakan orangtua tidak menyadari bahwa mereka udah meremehkan anak. Sebenarnya, meremehkan anak tak cuma sekadar tidak memberi perhatian atau kasih sayang.
Ada banyak isyarat yang bisa menunjukkan bisa saja anak yang diabaikan atau kurang perhatian orangtua, seperti anak condong nakal atau berperilaku aneh dan tidak rasional atau sebaliknya benar-benar pendiam.
TIDAK MENERAPKAN PERATURAN
Anak-anak perlu aturan, struktur, dan batasan untuk tumbuh dengan sehat, baik secara fisik maupun mental. Jika tidak tumbuh dengan disiplin atau tanpa aturan apapun, anak dapat jadi privat yang tak tertib dan dibenci orang lain di luar lingkungan rumah.
BERSIKAP BERAT SEBELAH
Beberapa orangtua kadang lebih menopang anak dan bersikap memihak anak sambil menjelekkan pasangannya di depan anak. Mereka dapat hilang persepsi dan condong terpola untuk bersikap berat sebelah.
Luangkan kala dengan anak minimal 10 menit disela kegiatan orangtua. Dan pastikan anak menyadari kala dengan orang tua adalah kala yang tidak bisa diinterupsi.
TIDAK BANGGA DENGAN PRESTASINYA
Orangtua tidak pernah memuji anak atas prestasinya, dan tidak menunjukkan kebanggaan pada kerja kerasnya. Hal tersebut bisa membuatnya mulai tidak diinginkan dan berpikir bahwa usahanya sia-sia. Hal ini bisa membawa dampak anak mulai depresi.
MENJADI CONTOH YANG BURUK
Anak dapat menyadari dan mencontoh semua kebiasaan, dan tingkah laku orangtua. Jika orangtua tidak memberi teladan yang baik, anak dapat menirunya.Tentu anak dapat dijauhi oleh teman-temannya kecuali mempunyai tingkah laku yang buruk.
Cara edukatif yang jelek seperti itu sebenarnya bisa berpengaruh pada gejala depresi anak. Berdasarkan peran dan kehadirannya didalam kehidupan anak, orangtua mempunyai peran yang benar-benar penting, baik secara langsung, maupun tidak langsung.
Supaya putera puteri Anda menjadi anak yang cerdas maka perlu di sekolahkan di Skoba Platinum. Lebih cepat Anak bisa membaca & pintar matematika di usia dini, maka akan mempengaruhi kecerdasan anak di kehidupan selanjutnya. Sebagai orang tua kita pasti akan melakukan yang terbaik untuk anak- anaknya supaya si anak bisa sukses seperti yang di impikan. Dan kitapun bisa bangga apa yang kita berikan bisa mengantarkan kesuksesan pada anak. Jika Anda tertarik mengenai Skoba Platinum silahkan mengunjungi websitenya di Sekolah Baca Anak Platinum