P2P lending merupakan salah satu jenis investasi jangka pendek yang menjanjikan return atau keuntungan tinggi di atas 10 persen, bahkan ada sejumlah platform P2P lending yang menawarkan return hingga 20 persen.
Tak heran jika banyak orang yang memilih untuk menggelontorkan dananya ke investasi P2P lending demi meraih keuntungan yang maksimal. P2P lending itu sendiri adalah platform investasi yang mempertemukan orang-orang yang membutuhkan pinjaman dana dengan orang yang mau meminjamkan dana.
Biasanya perusahaan startup yang bergerak di bidang teknologi finansial yang sering menjalankan bisnis P2P lending. Keunggulan dari instrumen investasi yang satu ini adalah dana yang dipinjam dapat diproses dengan cepat dan persyaratannya pun tidak terlalu ribet.
Selain itu, platform P2P juga dapat menjangkau wilayah yang tidak terjamah akses perbankan. Itulah kenapa tak sedikit para pengusaha ultra-mikro di pelosok merasa sangat terbantu dengan adanya layanan ini. Saat ini, salah satu platform p2p terbaik adalah amartha, investasi pendanaan amartha juga sangat mudah dan menguntungkan loh.
Sebelum membahas amartha lebih jauh, yuk kenalan dengan jenis jenis p2p lending yang ada di Indonesia.
Jenis P2P lending di Indonesia
Ada dua jenis P2P lending di Indonesia yaitu P2P lending produktif dan juga konsumtif. Berikut penjelasan dan kelebihan kedua jenis P2P lending.
1. P2P lending produktif
P2P lending produktif umumnya memfokuskan pendanaan ke sektor bisnis atau yang sifatnya produktif. Para peminjam dana umumnya adalah pengusaha menengah, kecil dan ultra-mikro. Tujuan meminjam dana biasanya untuk modal mengembangkan bisnis yang mereka geluti. Dengan begitu, profit atau keuntungan yang mereka dapatkan juga semakin bertambah.
Sedangkan untuk pemilik dana dapat membantu para pengusaha UKM untuk mengembangkan bisnisnya. Selain itu pemilik dana juga akan mendapatkan return atau imbal hasil berbentuk bunga sebesar jumlah yang telah ditawarkan oleh peminjam dana.
2. P2P lending konsumtif
P2P lending konsumtif biasanya bertujuan untuk keperluan konsumtif di mana peminjam dana dapat dengan bebas menggunakan uang yang dipinjam seperti untuk membeli keperluan rumah, liburan dan lainnya. Sementara itu, pemilik modal dapat menghasilkan keuntungan atau imbal hasil tinggi dengan jangka waktu yang singkat.
Tips memulai investasi P2P lending
Agar keuntungan investasi P2P lending dapat sesuai dengan keinginan investor, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan, seperti:
- Memilih platform P2P yang terdaftar dan berizin OJK dan AFPI agar investasi kamu terjamin keamanannya.
- Platform P2P harus lebih selektif dalam memilih borrower yang dapat mengajukan pinjaman di platform tersebut.
- Memilih platform P2P yang memiliki tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman (TKB 90) di atas 90 persen. Dengan begitu disimpulkan platform tersebut lebih selektif memilih borrower yang dapat mengajukan pinjaman.
Sedangkan untuk kamu sebagai peminjam dana, berikut tahapan yang harus kamu lakukan saat ingin memulai meminjam dana di platform P2P lending:
- Memilih platform P2P yang terdaftar dan berizin OJK dan AFPI agar prosedur pinjaman berjalan sesuai dengan aturan Pemerintah seperti bunga mengikuti BI rate hingga proses penagihan pinjaman tidak melibatkan pihak lain maupun menagih dalam unsur kekerasan.
- Membandingkan tingkat suku bunga dengan platform sejenis serta memilih tenor pinjaman yang sesuai dengan kemampuan borrower.
- Mencari tahu mengenai platform P2P dari review borrowers yang sudah melakukan transaksi di platform tersebut. Cara mudah mengetahuinya yaitu dengan melihat di Play Store dan App Store maupun di Google atau internet.
- Investasi P2P lending memang dapat membuat kamu kaya raya dalam waktu singkat. Namun, namanya investasi pasti memiliki risiko yang bisa membuat kamu mengalami kerugian. Oleh karena itu, kamu harus mengetahui tujuan peminjam dana.
- Jika untuk mengembangkan bisnis, kamu perlu mengecek jenis bisnis hingga seberapa besar peluang keberhasilan bisnis yang dijalankan. Selain itu, pilih platform P2P yang terpercaya dan sudah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Cara memaksimalkan keuntungan investasi
Keuntungan yang dihasilkan dari investasi memang bisa membuat seseorang memiliki harta berlimpah. Terbukti dari banyaknya miliarder yang berawal dari investasi dan kini berhasil menduduki posisi sebagai orang terkaya di dunia.
Contohnya saja orang terkaya di dunia nomor enam yaitu Warren Buffett yang sudah terjun di dunia investasi sejak usia 11 tahun. Kini pria berusia 90 tahun ini diketahui memiliki kekayaan mencapai US$ 100,4 miliar atau sekitar Rp 1.461 triliun. Meski begitu, total kekayaan yang dimiliki Buffett tak serta merta berasal dari investasi saja. Diketahui kalau Buffett juga mengalihkan keuntungan investasinya ke sektor bisnis.
Seperti dilansir dari Forbes, Warren Buffett merupakan pemilik Berkshire Hathaway yang sudah memiliki 60 perusahaan termasuk perusahaan asuransi Geico, pembuat baterai Duracell hingga restoran Dairy Queen.
Oleh karena itu, kamu bisa memaksimalkan keuntungan dari investasi dengan terjun ke sektor bisnis. Agar usaha kamu berjalan maksimal, pilihlah jenis usaha yang selalu dicari dan dibutuhkan banyak orang.
Jadi ada baiknya jika kamu menerapkan teori hukum supply and demand dalam menjalankan bisnis yaitu memilih sektor usaha yang selalu memiliki permintaan. Bisnis di sektor pendidikan bisa menjadi pilihan yang tepat dan dijamin akan selalu laris manis di pasaran. Bahkan, di masa pandemi seperti saat ini, bisnis pendidikan tetap dapat berjalan dengan baik. Kenapa?
Sederhana saja, pendidikan merupakan kebutuhan setiap individu untuk bekal masa depannya. Jika kebutuhan pendidikan tidak terpenuhi dengan baik, maka seseorang akan kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Kamu bisa mendirikan lembaga pendidikan kursus atau bimbingan belajar hingga menjadi UKM pendidikan yang menjual berbagai keperluan belajar mengajar seperti alat tulis, pengadaan barang jasa sekolah dan lainnya.
Nah, agar usaha kamu semakin sukses dan berkembang, kamu bisa mengajukan pinjaman di perusahaan fintech yang sudah berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu Amartha.
Amartha adalah perusahaan teknologi finansial di Indonesia dengan sebuah misi sederhana sebagai online marketplace yang mempertemukan orang yang memiliki kebutuhan pendanaan dengan orang yang bersedia meminjamkan dananya. Tak hanya meningkatkan perolehan Lender, Amartha juga membuat pinjaman menjadi lebih terjangkau dan mudah diakses bagi Borrower.
Amartha memiliki berbagai produk pinjaman yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan yaitu pinjaman modal usaha. Dari sisi Lender, investasi pendanaan Amartha menawarkan imbal hasil hingga 15% per tahun, menarik bukan?