Kementerian Energi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang menyetujui sistem feed-in tariffs (FIT) untuk pembangkit energi terbarukan pada 18 Juni 2012. Dorongan produksi energi terbarukan ditujukan untuk mengurangi ketergantungan pada nuklir, minyak dan gas alam cair dan mengkonsumsi energi yang dihasilkan oleh sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, air dan biomassa untuk kebutuhan energi Jepang Setelah tragedi Fukushima, investasi Jepang dalam energi terbarukan akan membantu ekonomi terbesar ketiga di dunia untuk beralih dari tenaga nuklir.

Menyadari pentingnya inisiatif ini Pemerintah Jepang harus mempercepat adaptasi penggunaan energi terbarukan mereka. Dalam Rencana Strategis Keempat, mereka menetapkan target pangsa energi terbarukan sebesar 24% pada tahun 2030 dan pangsa energi terbarukan mereka saat ini sebesar 18%. Situasi tersebut mengakibatkan peningkatan permintaan produk sawit seperti stearin dan PKS di sektor energi mereka, terutama di pabrik biomassa mereka yang dibuka pada tahun 2014. PKS merupakan bahan baku utama di sektor energi Jepang karena pasokannya yang melimpah dan harga yang kompetitif. .

Inisiatif Pemerintah

Jepang akan terus menjadi pasar penting bagi PKS Indonesia di masa depan. Perkembangan positif program energi terbarukan Jepang telah membuka peluang bagi eksportir PKS Indonesia untuk meningkatkan ekspor mereka ke negara tersebut. Namun, jendela peluang ini tidak akan dinikmati oleh para eksportir jika tidak dikelola dengan baik. Pemerintah Indonesia melalui badan masing-masing harus membantu eksportir untuk memastikan keberhasilan PKS Indonesia di Jepang, berikut adalah bidang-bidang di mana mereka membutuhkan bantuan:

1. Keringanan Pajak dan Hibah Pemerintah – Pasar PKS menjadi lebih canggih dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Eksportir PKS harus berinvestasi dalam R&D untuk meningkatkan kualitas produk mereka. Bantuan pemerintah seperti Pengurangan Pajak dan Hibah akan memungkinkan mereka untuk meningkatkan lebih jauh dan mendapatkan reputasi yang lebih baik di pasar. Bantuan tersebut juga akan mendorong pemasok/eksportir Indonesia untuk mencari mitra terpercaya.

2. Harga Kompetitif – PKS Indonesia perlahan meningkatkan pangsa pasarnya di pasar Jepang karena harganya yang kompetitif. Mereka menjual sekitar USD10 lebih murah daripada rekan mereka dari Indonesia. Eksportir PKS Indonesia kesulitan menandingi harga Indonesia karena tingginya harga yang dikenakan pemasok mereka. Harga PKS Indonesia naik, terutama selama musim produksi rendah. Ada besar kemungkinan bahwasanya harga bisa aja akan meningkat di masa yang akan datang. Oleh karena itu, intervensi Pemerintah seperti memberlakukan harga tertinggi pada PKS akan membantu eksportir tetap kompetitif.

3. Kualitas – Kendala terbesar yang dihadapi eksportir PKS Indonesia adalah kualitas. PKS yang dipasok dari pabrik sebagian besar kotor dan bercampur dengan material asing seperti batu, pasir dan lumpur. Meski PKS telah melalui proses pembersihan, mereka tetap harus melalui proses R&D untuk memastikan kualitasnya sesuai. Proses tambahan berarti biaya tambahan dan harga jual yang lebih tinggi. Pemberlakuan regulasi pengawasan kualitas PKS yang diekspor bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut.

PKS dan https://karuniatinggiindonesia.com/palm-acid-oil/ memiliki potensi besar di masa depan. Energi terbarukan yang diambil oleh beberapa pemerintah dunia telah membuat PKS mendapatkan popularitasnya sebagai sumber energi yang murah dan berkelanjutan. Baik pemerintah maupun anggota industri perlu bekerja bahu membahu dari sekarang untuk memastikan tujuan ini dapat tercapai.

 

By roket