Media Sosial yang kita mainkan di era 2010-an tidak sama dengan era sekarang ini (2020 keatas).
Jadi apakah sebaiknya kita TINGGALKAN media sosial? Rasanya sih tidak harus. Tetap bisa kita “manfaatkan“. Bahkan menjadi ladang uang sementara.
Begini kita mengubahnya mindset kita.
Sekarang ini tanamkan pada diri Anda, bahwa media sosial adalah sebuah mall.
Mall adalah flatformnya.
Jadi ada mall bernama FB, Mall IG, Mall Youtube, Mall Tiktok, dan lain-lain.
Kita (sebagai pengunjung) ke mall mau ngapain biasanya?
1. Cari Hiburan, cuci mata, lihat-lihat yang ditampilkan disana.
Biasanya di hari libur, bersama keluarga kita jalan-jalan ke mall. Bisa untuk belanja, bisa juga hanya untuk melihat-lihat. AC yang sejuk, bentuk bangunan yang menarik dan mewah, beragam macamnya barang yang tersedia tentunya jadi daya tarik.
2. Membeli sesuatu.
Ketika kita tahu sesuatu yang kita butuhkan ada di suatu mall, bisa jadi toko tertentu yang buka disana, ya kita datang ke mall itu dan belanja di toko tersebut.
…..Itu kalau kita sebagai pengunjung doang….
Lalu…bagaimana jikalau kita menjadi pihak yang punya “toko” di mall tersebut?
Ya, dimulai dari memilih tempat yang bagus, membayar sewanya, biaya ini-itu, baru mulai berjualan disana.
Kita mengharapkan dengan tingginya traffic mall itu,
orang-orang dapat singgah di tempat kita, dan (pastinya) melakukan pembelian (clossing).
Begitu juga dengan medsos. Kita buka akun, lalu kita sediakan konten untuk memanjakan mata para orang-orang yang berjalan-jalan (scrolling) di medsos itu (traffic).
Jika mereka tertarik, mereka pun membeli barang/jasa yang kita tawarkan atau sediakan.
So, jadi kita ngapain ke medsos?
Yap, bikin konten, kembangkan tokonya, lalu dapatkan kontaknya (melakukan list building), lalu jual sesuatu kepada mereka.
Tiap penjualan dapat profit.
Ini kan yang kita butuhkan? P R O F I T.
Inilah REALITA yang sesungguhnya sedang terjadi.
Bahkan media sosial tiktok, (entah lah masih layak disebut media sosial atau sudah LEBIH DARI ITU) benar-benar menggabungkan medsos, trend, dan ekosistem jualan dalam flatformnya.
Sampai-sampai kita juga bisa jadi affiliate toko orang lain di TikTok.
Ini TikTok sudah seperti gabungan Reels + e-commerce kan?
Lalu bagaimana kita menyikapinya?
Tetap menjadi konsumen?
atau mulai menghasilkan uang dengan memanfaatkan medsos?
Medsos untuk sekedar ketemu teman?
ITU DULU bro…!
UDAH GA ZAMAN lagi DEH!!!
Lupakan “keindahan” medsos zaman old. Kita harus terus beradaptasi.
Setuju?